Al-Khawarizmi

Penting untuk dunia mengenal dan menghargai sosok ilmuwan luar biasa ini, yang telah memberikan kontribusi tak ternilai bagi kemajuan berbagai disiplin ilmu. Temuan-temuannya berdampak besar terhadap perkembangan peradaban dunia.

Di antara kontribusi terbesarnya yang dikenal hingga kini, terutama dalam bidang matematika seperti aljabar, aritmatika, algoritma, dan geometri, semua tidak terlepas dari peran Al-Khawarizmi, ilmuwan muslim yang tersohor. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi.

Di dunia Barat, ia dikenal dengan berbagai nama termasuk al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, dan variasi lainnya. Al-Khawarizmi lahir di Khwarizm-Bukhara, Provinsi Khiva, Khurasan, yang sekarang menjadi bagian dari Uzbekistan selama periode dari tahun 780 hingga 845 M.

Memiliki akar keluarga di Baghdad, ia pernah berkhidmat kepada pemerintahan Khalifah al-Ma’mun di masa mudanya. Saat itu, ia berkiprah di Baitul Hikmah, salah satu pusat intelektual paling bergengsi di Baghdad. Ia berpartisipasi dalam penelitian matematika dan astronomi di observatorium dan dipercayakan sebagai kepala perpustakaan khalifah tersebut.

Kontribusi terpentingnya meliputi berbagai bidang seperti aljabar, matematika, geometri, kimia, fisika, observatorium, astronomi, logika, filsafat, sejarah Islam, musik, dan algoritma. Istilah “algorisme” berasal dari pelatinan namanya. Tidak ketinggalan, ia juga memiliki sumbangan berharga dalam ilmu-ilmu keagamaan seperti fikih dan filsafat.

Al-Khawarizmi dikenal dengan julukan-julukan yang dikaitkan dengan pencapaian gemilangnya seperti ‘Bapak Al-Bara’, ‘Bapak Matematika’, atau ‘Bapak Aritmatika’. Istilah aljabar sendiri berasal dari buku karyanya “Al-Kitab al-Jabr wa al-Muqabala” yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Dalam etimologi, aljabar berarti pertemuan, kaitan, dan penyelesaian.

Sebagai cabang matematika yang mewakili generalisasi dari aritmatika, aljabar berfungsi merujuk pada struktur yang abstrak. Dengan menggunakan simbol-simbol huruf untuk mewakili angka secara umum, aljabar menjadi alat bantu pemecahan masalah perhitungan. Misalnya simbol x dapat mewakili angka tertentu yang diketahui dan y untuk angka yang perlu dicari.

Sistem ini memungkinkan penerapan rumus untuk menemukan nilai tak dikenal dalam masalah yang kerap diselesaikan dengan persamaan linier, kuadrat, dan persamaan linier tak tentu. Sebuah langkah maju dibandingkan metode-metode ilmuwan dari Yunani, Mesir, India, dan Cina pada milenium sebelumnya yang umumnya masih mengandalkan metode geometris.

Aljabar adalah penyempurnaan dari pengetahuan yang sudah dicapai oleh peradaban Mesir dan Babylonia sekitar 2000 tahun SM. Meski dikenal nama Diophantus sebagai penemu Aljabar sebelumnya, pandangan ahli matematika menunjukkan bahwa karya Al-Khawarizmi tetap lebih unggul.

Selain itu, Al-Khawarizmi memperkenalkan angka-angka India yang kemudian dikenal sebagai sistem penomoran desimal di dunia Barat pada abad ke-12. Ia juga melakukan kajian kembali atas Geografi Ptolemaeus serta menulis tentang astronomi dan astrologi. Nama beliau diserap dalam bahasa Spanyol sebagai Guarismo dan Portugis sebagai Algarismo yang berarti angka.

Al-Khawarizmi juga terampil dalam berbagai bidang selain matematika dan aljabar. Ia memiliki pemahaman mendalam tentang fikih dan ilmu-ilmu keagamaan lainnya. Keberadaan intelektualnya tidak membuatnya hanya sebagai matematikawan terkemuka; ia juga dikenal sebagai praktisi keagamaan yang membuatnya bukan hanya seorang alim tetapi juga bijaksana.